Kakakbantu jawab ya. Jawaban untuk soal di atas adalah B. malu tidak mengerjakan PR. Berikut pembahasannya. Malu adalah sifat yang membentengi seseorang dari perilaku yang kurang sopan. Agama Islam menganjurkan pemeluknya memiliki rasa malu karena dapat meningkatkan akhlaq seseorang. Sifat malu juga dapat menggambarkan kualitas keimanan seseorang. Biarkansaja seseorang memiliki sifat malu. Ia adalah akhlak yang disunnahkan. Malu adalah sebagian dari iman. "Kalaupun sifat malu itu menghalangi seseorang dari meminta haknya," tulis Ibnu hajar dalam Fathul Bari, "maka dia akan diberi pahala sesuai dengan hak yang ditinggalkannya." Karena sifat malu itu, menurut Ibnu Qutaibah, "Dapat 5jenis rasa malu dan ciri-cirinya. Rasa malu adalah perasaan yang sangat umum. Semua manusia mengalaminya pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil. Tapi itu bukan fenomena yang sederhana seperti yang terlihat, karena bisa memiliki ekspresi yang sangat berbeda tergantung pada situasi atau orangnya. Dalamkhutbah jum'at (6/6/2014) di Masjid Agung Tasikmalaya, membahas tentang manusia harus punya rasa malu. Katanya "Rasa malu itu terdapat dalam kepala dan perut". Rasa malu pada kepala, yaitu berkenaan dengan berfikir hal positif. Tidak boleh berfikir untuk saling menjatuhkan sesama manusia, karena kita semua adalah sama sebagai makhluk TahuIndonesia 1 thn. Seseorang tidak memiliki rasa malu karena, Dia sangat merasa nyaman dengan dirinya. Dia suka atau senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan karena merasa dirinya benar. Dia merasa energi dalam dirinya selalu bertambah ketika ada orang yang memperhatikannya. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Karena itu, Anda perlu berdamai dengan rasa malu tersebut. Meskipun memang tidak mudah, Anda bisa menerapakan lima langkah berikut ini. 1. Perhatikan apa yang memicu rasa malu datang Pertama, coba evaluasi dan tulis apa saja yang membuat Anda merasa malu. Ini mungkin sulit pada awalnya, karena tidak dipungkiri kalau Anda juga malu untuk mengingat dan mengungkapkannya pada diri sendiri. Pahami dengan dalam mengapa Anda merasa malu, bisakah rasa malu itu dihilangkan, apa yang bisa membuat Anda tidak malu lagi, serta bagaimana mengantisipasi diri agar tidak semakin malu. Begitu Anda tahu apa yang membuat Anda malu, Anda bisa mulai mempelajai pemicunya dan memecahkan kegelisahan Anda ini. 2. Ubah pikiran Anda Terkadang, pikiran negatif bisa menjadi racun bagi rasa malu yang sudah Anda miliki. Dengan terus menerus berpikir negatif seperti, “ Apa kata orang-orang soal saya nanti?” atau, “Bagaimana kalau saya dicap sebagai orang memalukan seumur hidup?” Anda bisa menenggelamkan diri dalam pikiran negatif. Pikiran ini tidak akan membuat diri Anda jadi lebih baik. Yang ada malah makin malu dan terpuruk. Tugas Anda adalah mengolah perasaan malu dengan menantang pemikiran Anda sendiri. Misalnya Anda malu karena harus mengulang banyak mata kuliah di semester depan. Daripada merasa malu dan tidak semangat belajar, tantang diri Anda sendiri. Misalnya dengan berkata, “Aku memang harus mengulang beberapa mata kuliah, tapi di semester ini aku bakal lebih semangat dan rajin. Lagipula, tidak mengulang mata kuliah bukan jaminan pasti cepat lulus dan sukses.” 3. Terima diri, kalau Anda memang merasakan malu Tidak ada yang ingin merasa malu atau dipermalukan. Namun, ketika itu terjadi, Anda tidak bisa menghapusnya begitu saja dari ingatan. Hal pertama yang wajib Anda lakukan adalah menerima kalau rasa malu itu memang Anda rasakan. Anda tidak boleh menyangkal dan menganggap diri Anda baik-baik saja. Anda harus menerima rasa malu tersebut untuk bisa melawannya. Dengan mengakui perasaan Anda, Anda juga bisa menjadi orang yang kembali percaya diri dan positif. Penerimaan diri sendiri ini lebih penting ketimbang harus terus-menerus menutupi rasa malu yang Anda punya. 4. Jauhi orang-orang yang membuat rasa malu Anda muncul kembali Memang menyebalkan bila masih saja ada orang-orang yang terus mengingatkan Anda soal hal memalukan yang sudah terjadi. Jika masih ada orang yang seperti itu, atau sengaja menyinggung supaya Anda tambah malu, ada baiknya hindari orang-orang “beracun” tersebut. Anda punya hak untuk memilih siapa yang akan berada di sekeliling Anda dan siapa yang tidak. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung, memahami, dan mencintai Anda. 5. Memaafkan diri sendiri Mengikhlaskan hal, orang, atau kejadian yang membuat diri malu, merupakan cara jitu yang bisa Anda lakukan untuk mendamaikan diri dari perasaan malu. Seperti yang telah disinggung di atas, setiap orang punya salah dan pernah merasa malu. Lalu, untuk apa Anda menjadi orang yang terpuruk dalam rasa malu? Satu atau dua kejadian yang memalukan tidak akan menjadi vonis seumur hidup terhadap identitas dan hidup Anda. Maka, lebih baik bangkit, maafkan kesalahan yang pernah Anda lakukan, dan sekarang fokus untuk memperbaiki diri. loading...Rasa atau sifat malu dianggap sebagai sumber utama dari terciptanya akhlak terpuji lainnya, sifat ini pun memiliki banyak keutamaan yang disampaikan Rasulullah SAW dalam beberapa hadisnya. Foto ilustrasi/ist Rasa atau sifat malu dianggap sebagai sumber utama dari terciptanya akhlak terpuji lainnya. Dalam sebuah sebuah hadis Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam menyebutkan, “Setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah malu.” HR. Ibnu Majah Sifat malu ini pun banyak memiliki keutamaan. Kenapa demikian? "Karena rasa malu ini sebagai perhiasan yang akan memperindah iman yang ada di dalam diri seorang muslin sehingga ia pun juga sebagai syiar islam yang harus selalu dijaga dalam setiap perilaku,"ungkap Ustadz Mu’tashim Lc, MA, dai alumnus Universitas Islam Madinah yang juga pengasuh di Dewan Konsultasi Bimbingan Islam BIAS. Baca Juga Mengutip pendapat ulama Wahab bin Munabbih, Ustadz Mu'tashim mengatakan, dalam menyifati rasa malu yang akan memperindah dan menjauhkan diri dari kejelekan, “ibarat iman yang tidak tertutup, di mana pakaiannya adalah takwa dan perhiasannya adalah rasa malu .” Sehingga dikatakan, “barangsiapa yang menutup pakaiannya dengan rasa malu maka manusia tidak akan melihat aibnya.”Karenanya syariat memerintahkan dan menganjurkan umatnya untuk berakhlak dengan rasa malu dan menjadikannya sebagai bagian dari iman yang dimiliki. Menurut Ustadz Mu’tashim, sangat banyak hadis-hadis yang terkait dengan rasa malu, yang menunjukkan besarnya perhatian islam terhadap akhlak malu. Dengan artian seorang hamba selalu malu terhadap kejelekan dan kemaksiatan, atau malu bila tidak menjalankan di antaranya hadis-hadis yang menunjukkan tentang keutamaan dan perhatian islam terhadap akhlak malu ini, antara lain1. Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda “Iman memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah bagian dari iman”. Bukhari 82. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Iman itu ada tujuh puluh cabang, yang paling afdhal adalah LAA ILAAHA ILLAALLAH dan yang paling rendah adalah menyingkirkan tulang dari jalan, dan malu adalah bagian dari keimanan.” Abu Daud 40563. Dari Anas ia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Tidaklah sifat buruk berada dalam sesuatu kecuali akan memperburuknya, dan tidaklah sifat malu ada dalam sesuatu kecuali akan menghiasinya.” Tirmidzi 1897, menurutnya hadits ini Hasan Gharib4. Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Al Asyaj Al Ashri “Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; sifat santun dan malu.” Ibnu Majah 41785. Dari Abu Mas’ud ia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya diantara yang didapatkan manusia dari perkataan yang disepakati para Nabi adalah; “Jika kamu tidak punya malu, maka berbuatlah sesukamu”.” Bukhari 3225, Ibnu Majah 4173, Ahmad 16470Dan hadis-hadis yang lain yang menunjukkan fungsi dan faidah dari rasa malu baik ia sebagai bagian dari iman, penghias, penjaga ataupun pendorong atas diri seorang hamba untuk malu terhadap perilaku keburukan dan malu bila tidak menjalankan perintah-perintah kebaikan dari agama, bukan rasa malu yang tidak pada lanjut Ustadz Mu’tashim, Islam juga melarang umatnya berperilaku yang tercela. Tercela menurut kacamata Islam yang melanggar hukum dan syariat, tercela karena telah melanggar norma hukum dan adat istiadat masyarakat setempat, sehingga manusia merasa tidak suka dan benci dengan apa yang dilakukannya."Itulah makna akhlak tercela yang mengandung beberapa unsur yang harus terpenuhi, aturan agama, aturan norma negara dan norma masyarakat dengan adat istiadat dengan menjadikan syariat agama sebagai barometer utama dari segala norma dan dogma yang di dapatkan dalam diri manusia,"tuturnya. Baca Juga Wallahu A'lam wid Seorang muslim yang hakiki hendaknya memperhatikan sifat-sifat yang ada pada dirinya, jika sifat yang ada pada dirinya itu dipuji oleh agama Islam maka hendaknya ia menjaga dan memeliharanya. Sebaliknya jika sifat itu dibenci dan dilarang oleh Islam, maka hendaknya ia menghilangkan dan menjauhkan diri darinya. Diantara sifat yang hendaknya dimilki oleh seorang muslim adalah rasa malu. Lalu apa urgensi dari rasa malu tersebut? Bagaimana hakikatnya? Pada edisi ini akan kita paparkan sekilas tentang rasa malu tersebut. Semoga artikel singkat ini dapat kita ambil manfaatnya. Selamat membaca! Urgensi Rasa Malu Rasa malu merupakan akhlak Islami yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang muslim. Di bawah ini adalah beberapa hal yang menunjukkan akan pentingnya rasa malu Rasa malu Cabang dari keimanan اْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ. “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri gangguan dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.” Lihat Shahîhul Jâmi’ ash-Shaghîr no. 2800. Hadits di atas merupakan bukti bahwa rasa malu itu sangat penting karena ia merupakan cabang dari keimanan. Seorang yang sangat sedikit rasa malunya maka dipertanyakan kwalitas keimanannaya karena seorang tanpa rasa malu akan berbuat sesuka hati. Nabi pernah bersabda yang artinya “Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah, Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.’” HR. Bukhâri no. 3483, 3484, 6120 Rasa Malu Akan Senantiasa Mendatangkan Kebaikan Dengan rasa malu seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Ia akan berfikir terlbih dahulu sebelum berbuat. Ia khawatir perbuatannya itu akan mempermalukannya. Mak ia akan lebih menjaga diri dari berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa rasa malu akan senantiasa mendatangkan kebaikan. Nabi bersabda اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” Muttafaq alaihi 2. Nabi Muhammad adalah seorang Pemalu Nabi kita Muhammad memang sosok yang memiliki akhlak yang terpuji dan pantas untuk dicontoh oleh umat manusia. Salah satu di antara sifat terpuji beliau adalah adanya rasa malu yang sangat pada diri beliau. Allah berfirman, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya, tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar, dan Allah tidak malu menerangkan yang benar”. QS. al-Ahzâb 53. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu berkata كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِـيْ خِدْرِهَا. “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam lebih pemalu daripada gadis yang dipingit di kamarnya.” no. 6119 iii. Rasa malu adalah ciri khusus manusia Ibnul Qayyim Al Jauziyah berkata, وخلق الحياء أفضل الأخلاق وأجلها وأعظمها قدراً وأكثرها نفعاً، بل هو خاصية الإنسانية، فمن لا حياء فيه ليس معه من الإنسانية إلا اللحم والدم وصورتهما الظاهرة. Yang artinya “Akhlak malu adalah salah satu akhlak yang paling utama, paling tinggi, paling agung, dan paling banyak manfaatnya. Malu adalah karakter khusus manusia. Artinya, siapa yang tak punya malu maka tak tersisa sisi kemanusiaannya selain daging, darah, dan raganya. Lihat Miftah Daaris Sa’adah hlm. 277 Rasa Malu yang Dilarang Ada jenis rasa malu yang dilarang oleh syari’at. Di antara contohnya adalah malu menampakan keislaman. Dalam hal ini Allah memberikan predikat baik untuk para da’i yang menyampaikan kebenaran tanpa ada rasa malu untuk menampakkan keislamannya. Allah berfirman yang artinya “Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang muslim” QS. Al-Fushilat 33. Rasa malu lainnya yang dilarang dalam Islam adalah malu dalam menuntut ilmu agama Islam. Tidak jarang kita jumpai di muhadhoroh, seminar Islami atau yang lainnya banyak orang yang hendak bertanya tapi ia malu. Akhirnya rasa malu tersebutlah yang menghalanginya dari mendapatkan ilmu. Sungguh benar perkataan seorang ulama’ لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلاَ مُسْتَكْبِـرٌ Yang artinya “Orang yang malu dan orang yang sombong tidak akan mendapatkan ilmu” Hakikat Rasa Malu Kepada Allah Rasa malu kepada Allah yang hakiki adalah malu untuk melanggar perintah dan larangan Allah, malu untuk bermaksiat, malu karena tidak menunaikan kewajiban. Bukan malu yang dilarang sebagaimana disebutkan di atas. Nabi bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Malulah kalian terhadap Allah dengan malu yang sebenarnya”. Para sahabat berkata Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sungguh kami merasa malu kepada-Nya, alhamdulillah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Bukan itu maksudnya, akan tetapi merasa malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya adalah dengan menjaga kepala dan anggota badan yang ada padanya dari perbuatan maksiat, menjaga perut dan anggota badan yang berhubungan dengannya dari perkara yang haram, dan selalu mengingat kematian dan kehancuran tubuh dalam kubur, barangsiapa yang menginginkan balasan kebaikan di akhirat maka dia akan meninggalkan perhiasan dunia, maka siapa yang melakukan itu semua berarti dia telah merasa malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya” Hr. Tirmidzi dan Ahmad. Dihasankan oleh Albani dalam Shohihul Jami’ No 935 Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa rasa malu memang penting dan rasa malu kepada Allah jauh lebih penting. Dan hakikat rasa malu kepada Allah tersebut adalah malu untuk brbuat maksiat dan malu karena telah meninggalkan kewajiban. Allahu a’lam. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Dan juga menjadi amal jariyah sang penulis. Amin yaa mujiibas saailin. Web server is down Error code 521 2023-06-13 173437 UTC Host Error What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d6c15daad15b90e • Your IP • Performance & security by Cloudflare Rasa malu adalah pola perilaku yang ditandai dengan kesulitan komunikasi dan hambatan sosial. Namun, itu bukan penyakit, dan dapat diatasi jika keterampilan yang tepat dikembangkan. Rasa malu adalah kecenderungan perilaku yang stabil yang ditandai dengan tidak diperhatikan, tidak diperhatikan dan tidak diekspresikan secara normal, yang biasanya membatasi perkembangan sosial. Orang pemalu merasa sulit untuk mengungkapkan pendapat mereka, membangun percakapan, menunjukkan kepribadian mereka di depan umum, dan berfungsi dengan cara yang riang dalam pengaturan sosial. Sangat penting untuk menyebutkan bahwa rasa malu bukanlah penyakit atau gangguan psikologis, itu hanyalah ciri kepribadian dan pola perilaku tertentu yang dimiliki banyak orang. Indeks artikel Bisakah itu memiliki konsekuensi negatif? Menjadi pemalu dapat menurunkan tingkat keterampilan seseorang, memaksa mereka untuk berusaha lebih keras untuk melakukan kegiatan sosial yang sederhana , dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan masalah dengan harga diri atau kepuasan pribadi. Ini bukan untuk mengatakan bahwa pemalu adalah sifat kepribadian yang negatif dan merugikan dan bersikap terbuka adalah sifat kepribadian yang positif dan bermanfaat. Ekstroversi dapat menyebabkan masalah atau ketidaknyamanan tertentu dengan cara yang sama seperti rasa malu. Pertanyaan ” berhenti” terletak pada bagaimana rasa malu dikelola, bagaimana kita menyesuaikannya dengan cara kita bersikap dan berperilaku, dan efek apa yang ditimbulkannya pada kita sehari-hari. Manajemen rasa malu yang buruk dapat menyebabkan masalah dan ketidakpuasan tertentu, dan dapat menyebabkan munculnya fobia sosial. Beda dengan fobia sosial Fobia sosial adalah ketakutan radikal, ekstrim dan maladaptif terhadap situasi sosial, di mana tingkat kecemasan yang tinggi dialami ketika ini tidak dapat dihindari. Dalam rasa malu ini tidak terjadi, sehingga orang tersebut dapat berfungsi dengan benar meskipun ada kecemasan atau kegugupan yang mungkin mereka miliki dalam situasi sosial tertentu . Namun, sangat penting bahwa orang pemalu yang tidak puas dengan fungsi sosial mereka, belajar mengelola rasa malu mereka untuk menurunkan tingkat kecemasan mereka dan memperoleh gaya relasional yang optimal. Ada beberapa perbedaan ketika memutuskan apa yang cenderung menjadi sumber rasa malu. Ada penulis yang mempertahankan bahwa itu adalah ciri kepribadian bawaan yang dimiliki sepanjang hidup dan ada penulis yang mempertahankan bahwa itu adalah gaya perilaku yang diperoleh selama masa kanak-kanak dan remaja. Kemungkinan besar itu adalah campuran dari sifat dan pengalaman pribadi. Akan tetapi, meskipun sifat pemalu merupakan salah satu ciri kepribadian, yaitu sifat pemalu merupakan bagian dari sifat pemalu, bukan berarti tidak dapat dibalik. Untuk mengatasi rasa malu Anda, Anda tidak perlu mengubah cara hidup Anda. Anda tidak harus mulai menjadi orang yang terbuka dan benar-benar menentang siapa Anda sekarang. Untuk mengatasi rasa malu Anda, yang harus Anda lakukan adalah mengenal diri sendiri dan cara Anda bertindak dengan baik, sehingga Anda dapat mengelola penarikan diri Anda dengan baik dan memastikan bahwa hal itu tidak mengubah fungsi sosial Anda. 10 langkah untuk mengatasi rasa malu 1. Analisis rasa malu Anda Seperti yang telah kita katakan, langkah pertama untuk mengatasi rasa malu adalah mengenal diri sendiri dengan baik dan mengenal rasa malu Anda lebih baik lagi. Berhentilah untuk berpikir dan menganalisis bagaimana rasa malu Anda bekerja. Bagaimana dan kapan rasa malu muncul? Tindakan apa yang mencegah Anda dari mengambil? Perasaan apa yang Anda miliki di saat – saat itu? Apa gagasan umum yang Anda miliki tentang rasa malu Anda? Bagaimana perasaan Anda tentang itu? Ambil pensil dan kertas dan buat kolom dengan masing-masing pertanyaan ini. Kemudian cobalah untuk menjawabnya dan tulis informasi sebanyak mungkin tentang masing – masing dari mereka. Informasi ini akan membantu Anda menghadapi dan membatasi masalah, mengetahui bagaimana rasa malu Anda bekerja dan memiliki kendali yang lebih besar atas hal itu selama langkah-langkah berikut. 2. Terima apa adanya Langkah kedua yang harus Anda lakukan adalah membangun sikap positif untuk mengatasi rasa malu Anda. Sikap ini harus didasarkan pada penerimaan diri Anda dan karena itu rasa malu Anda. Seperti yang telah kita katakan, menjadi pemalu bukanlah atribut negatif, itu bukan patologi atau aspek disfungsional dari kepribadian Anda. Memang benar bahwa rasa malu yang ekstrem dapat membuat Anda menderita masalah yang lebih besar seperti fobia sosial. Namun, memiliki cara hidup yang berlawanan, menjadi terlalu terbuka, juga dapat menyebabkan Anda menderita gangguan kepribadian histrionik atau narsistik. Ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan karena malu atau tidak malu, tetapi salah mengelola rasa malu Anda. Ini harus diingat karena sikap yang harus Anda ikuti selama proses tidak boleh didasarkan pada keinginan untuk sepenuhnya memusnahkan rasa malu Anda atau mendapatkan cara untuk menjadi sebaliknya. Rasa malu seharusnya tidak menjadi bagian dari kepribadian Anda yang ingin Anda hilangkan, tetapi bagian dari cara hidup Anda yang ingin Anda pelajari untuk dikelola. 3. Rinci situasi di mana Anda tidak ingin terlalu malu. Kemudian, Anda harus menentukan situasi di mana rasa malu Anda memanifestasikan dirinya dan Anda melihat bahwa karena itu Anda tidak berfungsi seperti yang Anda inginkan. Buatlah daftar semua kegiatan di mana Anda menyadari bahwa Anda sangat pemalu, Anda tidak dapat berkomunikasi dengan baik, sangat sulit bagi Anda untuk mengekspresikan diri atau Anda tidak berhubungan seperti yang Anda inginkan. Situasi ini pada dasarnya bersifat sosial dan jika Anda menganalisisnya dengan baik, Anda dapat memikirkan banyak hal Ketika Anda bersama teman-teman minum, di rapat kerja, ketika Anda harus mengekspos atau menjelaskan sesuatu di depan umum, ketika Anda bertemu tetangga Anda di lift, ketika Anda harus meminta tagihan di restoran … Cobalah untuk membuat daftar semua situasi di mana Anda menyadari bahwa rasa malu Anda memiliki pengaruh yang berlebihan pada cara Anda berperilaku. Kemudian urutkan dari relevansi tertinggi hingga terendah sesuai dengan kriteria Anda. 4. Deteksi pikiran otomatis Anda Setelah Anda mendefinisikan semua situasi, hafalkan dengan baik dan ingatlah. Dan langkah selanjutnya adalah mendeteksi pikiran otomatis yang Anda miliki dalam situasi tersebut. Pikiran otomatis adalah hal-hal yang muncul dalam pikiran secara otomatis pada saat tertentu, dan yang jarang kita sadari. Kita tidak sadar karena ketika mereka muncul secara otomatis kita tidak berhenti untuk memikirkannya, oleh karena itu muncul di kepala kita, kita mengabaikannya dan melanjutkan hidup kita. Pikiran-pikiran ini bisa seperti “Jika saya memanggil pelayan, mungkin dia tidak akan mendengar saya, orang-orang di meja sebelah akan melakukannya dan mereka akan menganggap saya konyol.” Pikiran yang muncul di benak Anda ini membuat Anda sulit untuk meminta tagihan di restoran. “Jika saya mengatakan sesuatu kepada tetangga saya di lift, dia akan berpikir bahwa topik yang saya angkat tidak masuk akal.” Pikiran ini bisa membuat Anda memilih untuk diam. “Jika saya ikut campur dalam percakapan teman-teman saya, mereka akan berpikir bahwa komentar saya tidak menarik dan mereka akan mengabaikan saya.” Pemikiran ini dapat membuat Anda tidak berpartisipasi dalam percakapan. Jadi, yang harus Anda lakukan adalah menjadi sangat perhatian dalam situasi di mana rasa malu Anda muncul, untuk dapat menyadari pikiran – pikiran ini dan kemudian menuliskannya. 5. Bekerja untuk mengubahnya Setelah kita memiliki pikiran otomatis yang terdaftar, tujuannya adalah agar Anda dapat mengubahnya. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menyadari bahwa pikiran yang muncul di kepala Anda tidak memiliki kepastian kebenarannya. Artinya, Anda tidak memiliki bukti bahwa jika Anda mengatakan sesuatu di lift, tetangga Anda menganggap Anda konyol, atau teman Anda atau orang di meja sebelah melakukannya ketika Anda meminta tagihan. Semua pikiran otomatis ini meningkatkan rasa malu Anda dan mencegah Anda berhubungan dengan benar. Jika setiap orang memiliki pemikiran seperti ini, tidak ada yang akan berhubungan dengan benar. Setelah Anda melihat dengan jelas bahwa pikiran-pikiran ini tidak harus benar, ubahlah menjadi pikiran yang lebih tepat. Sebagai contoh “Jika saya meminta tagihan dan pelayan tidak mendengar saya dan orang-orang di meja sebelah melakukannya, mereka akan berpikir bahwa pelayan memiliki banyak pekerjaan dan tidak melayani pelanggannya dengan baik.” Tuliskan pemikiran alternatif untuk setiap pemikiran otomatis yang Anda catat di poin 4. 6. Gunakan pemikiran alternatif Setelah Anda memiliki pemikiran alternatif untuk setiap pemikiran otomatis, bacalah beberapa kali untuk mengingat dengan jelas hubungan antara keduanya. Dengan cara ini, mulai sekarang, setiap kali Anda berada dalam situasi apa pun yang telah Anda jelaskan pada poin 3 dan Anda mendeteksi salah satu pikiran otomatis yang telah Anda daftarkan di poin 4, Anda harus segera memikirkan pemikiran alternatifnya yang dijelaskan dalam poin 5. Jadi, setiap kali Anda berada dalam situasi di mana reaksi pertama Anda adalah rasa malu, pikiran otomatis Anda yang memanifestasikan rasa malu Anda tidak akan lagi terbantahkan dan Anda harus berurusan dengan pemikiran alternatif. Fakta ini akan membuat Anda memiliki kapasitas yang lebih besar dalam setiap situasi untuk menilai secara memadai apa yang bisa terjadi jika Anda mengekspresikan diri dan oleh karena itu peluang Anda untuk melakukannya akan meningkat . 7. Ekspos diri Anda pada situasi yang paling sederhana Untuk mempraktikkan latihan Anda dalam pikiran, akan lebih mudah jika Anda terlebih dahulu mengekspos diri Anda pada situasi-situasi yang memberi Anda lebih sedikit potongan. Dengan cara ini, jika Anda melakukan latihan memodifikasi pemikiran otomatis dalam situasi sederhana, kemungkinan besar Anda akan berani mengekspresikan diri dan mampu mengatasi rasa malu. 8. Ubah keyakinan Anda Setelah Anda dapat mengubah pikiran otomatis Anda, Anda harus fokus pada modifikasi keyakinan Anda yang lebih umum. Anda harus mendeteksi semua keyakinan Anda seperti berikut “Saya pemalu dan itu sebabnya saya tidak berhubungan”, “jika saya terlalu banyak mengekspresikan diri, mereka akan berpikir bahwa saya konyol”, “jika saya menunjukkan diri saya secara berlebihan, orang tidak akan menyukai saya”, dll. Setelah Anda mendeteksi semuanya, verifikasi keakuratannya. Mengapa mereka harus benar jika saya sudah berhasil berhubungan dengan baik dalam berbagai situasi? Mengapa keyakinan ini pantas jika tidak ada yang pernah mengatakan kepada saya bahwa saya konyol? Cari alasan mengapa Anda memegang keyakinan ini dan Anda akan melihat bahwa Anda benar-benar sudah mulai meninggalkan rasa malu Anda. 9. Bersantai Meskipun latihan yang telah kita lakukan sejauh ini akan membantu Anda menghilangkan rasa malu dalam banyak situasi, Anda pasti akan terus mengalami kecemasan dan kegugupan dalam banyak situasi . Karena itu, jika Anda menyadari bahwa terkadang Anda terus menjadi terlalu gugup, akan lebih mudah bagi Anda untuk belajar rileks. Anda dapat melakukan latihan berikut selama sekitar 10 menit ketika kecemasan mengambil alih. Bernapaslah dalam-dalam dengan diafragma Anda, perhatikan bagaimana udara bergerak masuk dan keluar dari perut Anda. Dalam setiap tarikan napas panjang, ulangi kata atau frasa yang memancarkan ketenangan seperti “semuanya baik-baik saja” atau “Saya tenang”, dan bayangkan pemandangan yang tenang . Jika situasinya memungkinkan, Anda dapat memutar lagu relaksasi di latar belakang dengan volume rendah. 10. Ekspos diri Anda secara bertahap Akhirnya, melalui semua strategi yang dibahas dalam poin sebelumnya, secara bertahap paparkan diri Anda pada situasi yang berbeda. Jelas, jika Anda memulai dengan situasi yang paling membuat Anda cemas, itu akan menghabiskan biaya lebih banyak daripada jika Anda memulai dengan yang termudah dan, saat Anda bekerja dengan baik di dalamnya, Anda melanjutkan dengan yang paling sulit. Untuk melakukan ini, Anda dapat menggunakan daftar yang Anda buat di poin 3 dan dengan sengaja mengekspos diri Anda ke semua situasi secara bertahap. Dan bagaimana Anda melakukannya untuk mengatasi rasa malu Anda? Bagikan untuk membantu pembaca. Terima kasih banyak! Referensi Carnwath T. Miller D. Terapi Kognitif. Dalam Carnwath T. Miller D. Psikoterapi Perilaku dalam Perawatan Primer Manual Praktis. Edisi ke-1. Martinez Roca. Barcelona, ​​1989. Elisardo Becoña dkk. Panduan pengobatan dan panduan untuk praktik psikologis klinis Pemandangan dari klinik. Peran Psikolog. Madrid, 2004. Espada, JP, Olivares, J. dan Mendez, FX 2005. Terapi psikologis. Kasus-kasus praktis. Madrid Piramida. Pérez lvarez, M., Fernández Hermida, JR, Fernández Rodríguez, C. dan Amigó Vazquez, I. 2003. Panduan untuk perawatan psikologis yang efektif. Jilid I, II dan III. Madrid Piramida.

berikut yang bukan urgensi memiliki rasa malu adalah